Selalu ingin untung! ya itulah mindset para investor pemula diseluruh dunia. Sebagai investor yang smart, maka kita harus punya mindset yang benar yakni yang namanya investasi tentu tidak luput dari yang namanya RUGI. agar investasi tidak menghasilkan kerugian, tentunya smart investor mempunyai cara yang tepat dalam mengelola investasinya. Akan tetapi, pada artikel ini tim yukbelireksadana akan membahas Penyebab Rugi Saat Investasi yang sering dialami oleh para investor pemula. Secara umum, ada dua faktor yang menjadi Penyebab Rugi Saat Investasi. Apa saja itu ?
Penyebab Rugi Saat Investasi - Pemilihan Investasi yang Sembarangan
Investor pemula adalah investor yang belum mempunyai pengalaman dalam memilih investasi tepat, seringkali instrumen investasi yang dipilih kurang tepat sehingga menghasilkan kerugian. Contoh yang sering terjadi adalah pada saat memilih Reksa Dana, alasan pemilihan jenis investor Reksa Dana bisa saja hanya berdasarkan rekomendasi teman dekat atau tanpa mengetahui tren kinerja dari produk Reksa Dana dan sejarah dari manajer investasi pengelola produk Reksa Dana.
Ingat pepatah JANGAN BELI KUCING DALAM KARUNG. Teliti dulu sebelum membeli, minimal cari artikel terkait manajer investasi yang akan mengelola dana dari Reksa Dana yang kamu pilih. Adapun beberapa pertimbangan yang bisa kamu gunakan yakni:
- Seberapa besar dana kelolaanya ?
- Bagaimana expense ratio nya dibandingkan manajer investasi yang lain pada Reksa Dana sejenis ?
- Berapa return rata-rata pertahunnya ?
- Apa saja "isi" dari reksadana yang kamu beli ?
Penyebab Rugi Saat Investasi - Strategi Investasi Tidak Terukur
Meskipun produk Reksa Dana yang dipilih sudah baik, jika kita salah dalam menggunakanya maka akan menghasilkan kerugian juga. Strategi investasi yang tidak terukur ini biasa terjadi pada saat investor tidak memunyai tujuan investasi. Pada akhirnya, bukan malah berniat investasi namun hanya mengejar keuntungan jangka pendek. Jelas hal ini merupakan kesalahan yang sering dialami oleh investor pemula.
Salah satu cerita singkat dari kejadian ini yakni ketika ada investor yang membeli Reksa Dana Saham dengan harga Rp 1.000/unit. Seminggu setelah pembelian, kondisi pasar lagi bagus sehingga harganya sudah naik jadi Rp 1.050/unit atau kira-kira menghasilkan keuntungan 5%. Total dana investasi yang digunakan adalah Rp 10.000.000, jika keuntunganya 5% maka kurang lebih sudah dapat Rp 500.000.
Merasa bahwa sudah mendapatkan keuntungan, seringkali investor baru ini langsung menjual unit yang dimilikinya. Tiga hari kemudian ternyata Reksa Dana yang tadi baru saja dijual harganya turun dari Rp 1.050/unit menjadi Rp 1.030/ unit. Pada momen ini, biasanya investor yang telah menjual unitnya diawal akan tergoda untuk membeli lagi dengan harapan harganya bisa 'mantul' / naik lagi. Ternyata, setelah dibeli kembali di harga Rp 1.030/unit, celakanya malah terjun ke Rp 1.015/unit. Karena kaget harga tidak sesuai harapan, sang investor muda lalu menjual nya langsung dan malah menanggung kerugian karena takut harga semakin turun. Apabila ditotal dengan keuntungan diawal, ternyata pada akhirnya malah mengalami kerugian.
Baca Juga: Persiapkan Dana Mudik Dengan Menabung Reksadana
Hal seperti inilah yang harus diketahui oleh para investor baru. Kenaikan/penurunan sementara tidak mempengaruhi harga Reksa Dana dalam jangka panjang. Harga bisa saja terus naik jika fundamental Reksa Dana tersebut bagus. Akan tetapi, akan sulit menebak jika dilakukan dalam jangka pendek. Instrumen investasi reksadana adalah tempat yang tepat bagi anda yang ingin menaikan kekayaan dalam jangka panjang. Oleh karena itulah tujuan investasi sangatlah penting karena menjadi alasan kita agar tidak menjual Reksa Dana sebelum tujuan investasi tercapai. Reksa Dana yang mempunyai fundamental yang baik tentu akan mengikuti kenaikan pasar seiring dengan sejarah atau tren nya yang terus naik dalam jangka panjang.