Senin, 24 Februari 2020

Manajemen Keuangan Prinsip Pareto

Menabung adalah kegiatan yang terkadang sulit bagi sebagian orang. Bagi generasi milenial, menabung atau investasi merupakan keinginan yang paling sulit untuk direalisasikan. Akan tetapi, terdapat salah satu teknik manajemen keuangan yang bisa digunakan untuk menabung tanpa harus memberatkan. Manajemen Keuangan Prinsip Pareto adalah salah satu kunci yang bisa digunakan jika kita ingin menabung tanpa harus merasa berat untuk melakukan hal itu. Prinsip 80/20 Pareto adalah strategi yang dapat digunakan untuk membuat kita lebih fokus kepada hal-hal primer sehingga kita bisa memaksimalkan keuangan kita. Adapun pada artikel ini, yukbelireksadana akan fokus untuk membahas terkait Pareto Prnciple.

Manajemen Keuangan Prinsip Pareto
Manajemen Keuangan Prinsip Pareto


Manajemen Keuangan Prinsip Pareto - Konsep Menabung ala Prinsip Pareto 

Prinsip pareto dapat kita terapkan dimana saja dalam kehidup sehari-hari baik untuk keperluan bisnis ataupun untuk keperluan mengatur keuangan pribadi. Prinsip ini sangat sederhana sehingga tidak akan membuat kita menjadi terbebani. Berikut ini adalah tips cara menerapkan prinsip 80/20 Pareto untuk manajemen keuangan sehari-hari:

1. Alokasi dana secara konsisten dan disiplin
Prinsip Pareto mengisyaratkan untuk mengalokasikan 20% dari penghasilan untuk disimpan dan menggunakan 80% sisanya untuk keperluan penting lainya. Untuk mengimplementasikan ini bisa dimulai dari mengaktifkan fitur Auto-Debit yang sudah tersedia di berbagai bank yang ada di Indonesia dan mengaturnya untuk menarik dana ke rekening tabungan kita setiap kali menerima penghasilan bulanan. 
Dengan melakukan hal tersebut, secara tidak sadar maka kita akan secara konsisten mengalokasikan 20% dari pendapatan kita untuk menabung. Sebenarnya bisa saja dilakukan secara manual, akan tetapi ada lebih besar risiko dari kita untuk Cheating sehingga konsistensi untuk menyisihkan 20% pendapatan untuk menabung menjadi tidak maksimal. Gunakan rekening tabungan yang mempunyai biaya administrasi rendah atau bahkan gratis agar terhindar dari biaya yang tidak diperlukan.

2. Menyisihkan 20% pendapatan pada instrument keuangan yang tepat
Setelah mengerti tentang mengalokasikan dana dengan prinsip pareto, langkah yang harus anda lakukan selanjutnya adalah membagi 20% dari dana yang disisihkan sebelumnya. Alokasikan 10% untuk investasi dan alokasikan 10% sisanya untuk menabung. Mengapa harus membedakan antara investasi dan menabung ?  jawabanya adalah sangat sederhana yakni karena keduanya mempunyai tujuan yang berbeda walaupun mirip. Menabung berarti menyimpan uang yang nantinya bisa sewaktu-waktu digunakan pada saat keadaan darurat. Pada saat ada kejadian tidak terduga yang membutuhkan dana yang cukup banyak, maka tidak akan menganggu keuangan anda secara langsung sehingga anda juga tidak perlu untuk berhutang kesana-kemari untuk memenuhi kebutuhan tak terduga tersebut.
Sedangkan investasi mempunyai arti mengembangkan aset yang dimiliki saat ini. Investasi akan memberikan anda imbal hasil atau keuntungan, sehingga aset yang kita miliki akan terus berkembang dan tidak tergerus seiring berjalanya waktu. Investasi sendiri menurut timeline waktunya dibagi menjadi tiga yakni investasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Masing-masing waktu tersebut membutuhkan instrumen investasi yang berbeda-beda. 

Baca Juga: Bibit Investasi Reksadana Online - iNVEST is My Life


3. Mengalokasikan 80% pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari secara efisien
80% alokasi dana yang telah disisihkan diawal sebenarnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dana tersebut biasanya akan teralokasi untuk kebutuhan primer sampai dengan sekunder tergantung bagaimana pola hidup anda. Namun, ada cara yang cukup ampuh agar batasan 80% tersebut tidak off-side  atau bahkan bisa lebih efisien sehingga kita bisa berinvestasi dan menabung lebih banyak. Kuncinya adalah hindari transaksi dengan kartu debit/kredit dan bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Saya pribadi telah menerapkan hal tersebut dan alhamdulilah berhasil sampai dengan sekarang. Jika saya bisa, mengapa anda tidak ? semua kembali lagi kepada keinginan kita untuk berhasil mewujudkan mimpi besar dengan cara lebih selektif dalam merealisasikan mimpi.

4. Melampaui batas awal dana untuk investasi
Pada saat anda telah berhasil menjalankan tips Manajemen Keuangan Prinsip Pareto pada nomor 1 sampai dengan 3, maka tantangan selanjutnya adalah melebihi batas awal yang telah kita tetapkan. Dorong diri anda untuk lebih konsisten dan memperbesar dana saving yang kiranya bisa untuk ditabung atau diinvestasikan. Semakin besar dana yang bisa anda sisihkan maka semakin besar kesempatan anda untuk mewujudkan mimpi besar anda di masa yang akan datang.

Baca Juga: Mengenal Aktifitas Switching Reksadana

Manajemen Keuangan Prinsip Pareto - If I can, Why you Can't ?

Tools sudah tersedia, media untuk berinvestasi juga telah lebih mudah dijangkau dan gampang. Sekarang bola dari keputusan untuk mau memulai investasi atau tidak adalah kembali kepada diri kita. Kalau orang lain bisa, tentunya kita juga pasti bisa. Manajemen Keuangan Prinsip Pareto adalah hal termudah yang dapat kita aplikasikan untuk membantu mewujudkan mimpi besar di masa depan. selamat mempelajari Manajemen Keuangan Prinsip Pareto.

Sabtu, 01 Februari 2020

Mengenal Switching Reksadana

Investor pemula tentu akan sering penasaran dengan berbagai produk reksadana yang tersedia pada saat ini. Ketika merasa tidak puas dengan produk reksadana yang telah dibeli sebelumnya, investor dapat mengalihkan dana yang telah diinvestasikan pada reksadana sebelumnya ke reksadana yang baru. Proses pengalihan tersebut yang disebut dengan Switching Reksadana. Artikel ini akan membahas tentang Mengenal Switching Reksadana dan bagaimana prosesnya serta biaya yang biasanya dikenakan ketika memilih untuk melakukan Switching produk reksadana.

Mengenal Switching Reksadana
Mengenal Switching Reksadana

Mengenal Switching Reksadana - Yang Dimaksud Switching Reksadana

Istilah switching reksadana dikenal sebagai sebuah proses pengalihan reksadana ke reksadana lainya. Akan tetapi yang perlu dipahami adalah instruksi switching hanya dapat dilakukan jika produk reksadana yang dibeli sebelumnya berada pada satu manajer investasi dan bank kustodian yang sama. Meskipun begitu, ada beberapa produk reksadana yang tidak dapat dialihkan walaupun berada di satu manajer investasi dan juga bank kustodian yang sama.
Switching Reksadana biasanya dilakukan ketika investor merasa tidak puas dengan return yang dihasilkan oleh produk reksadana sebelumnya. Namun tidak menutup kemungkinan ada alasan lain seperti ingin mengurangi risiko kerugian dengan melakukan switching produk yang memiliki risiko lebih rendah daripada yang sebelumnya.

Mengenal Switching Reksadana - Keuntungan Melakukan Switching Reksadana

Terdapat beberapa keuntungan jika investor melakukan switching reksadana. Keuntungan tersebut diantaranya yakni investor dapat melakukan pengaturan ulang portofolio reksadana yakni memperbarui dari reksadana awal ke reksadana lain dengan lebih fleksibel dan praktis. Kemudian, pada saat melakukan proses switching, investor akan mendapatkan harga NAB jual dan beli pada saat hari bursa yang sama ketika dilaksanakan proses transaksi switching reksadana.
Akan tetapi, sebelum melakukan switching, perlu diperhatikan tujuan investasi dari investor dan kondisi pasar saat dilakukanya switching. Proses switching sangat bermanfaat ketika investor ingin melakukan rebalancing portofolio dari aset yang mempunyai risiko tinggi kepada aset yang mempunyai risiko lebih rendah. Contoh sederhana yang biasa dilakukan adalah mengubah portofolio reksadana yang sebelumnya yakni reksadana saham menjadi reksadana pasar uang yang mempunyai risiko lebih rendah. Selain itu, perlu diperhatikan juga koreksi yang terjadi pada saat melakukan switching karena ketika kondisi pasar sedang tidak bagus dan tetap dilakukan switching biasanya akan berdampak pada realisasi atas kerugian reksadana yang dimiliki.

Baca Juga: Jam yang Tepat Untuk Transaksi Reksadana

Mengenal Switching Reksadana - Fee / Biaya Switching Reksadana

Pada saat melakukan Switching Reksadana biasanya akan dikenakan Fee / Biaya dari proses Switching Reksadana yang dilakukan. Akan tetapi, jika menggunakan aplikasi Bibit maka anda tidak akan dikenakan biaya atau fee sedikitpun. Keunggulan fitur Switching di Aplikasi Reksadana Bibit yakni:

  1. Tidak perlu menunggu penjualan dan pencairan dana selesai yang biasanya memakanwaktu 7 hari kerja
  2. Tidak perlu melakukan setoran dana ulang
  3. Tidak perlu terkena biaya terkait transfer antar bank
  4. Tidak dikenakan biaya atas transaksi Switching Reksadana yang dilakukan (GRATIS)
Masih belum mempunyai akun bibit?

Baca Juga: Cara Mudah Bikin Akun Investasi Reksadana Aplikasi Bibit!

Diatas telah dijelaskan terkait beberapa hal yang harus diketahui terkait transaksi switching reksadana. semoga dengan adanya artikel ini anda akan lebih Mengenal Switching Reksadana dan tidak ragu lagi dalam memulai investasi reksadana. Segeralah memulai investasi sekarang juga karena semakin anda menunda investasi, maka anda akan kehilangan potensi keuntungan yang bisa didapatkan dikemudian hari. Selamat membaca dan memahami artikel Mengenal Switching Reksadana