Senin, 14 Oktober 2019

Deposito atau Reksadana

Sebagai orang yang biasa menabung di bank tentunya kita tidak asing dengan produk deposito. Namun setelah mendengar tentang investasi reksadana tentunya akan muncul perasaan bimbang untuk memilih Deposito atau Reksadana. Hal itu seringkali terjadi dan merupakan suatu hal yang wajar dialami oleh banyak orang. Deposito atau Reksadana merupakan investasi masa depan sama-sama bagusnya dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, jika anda bertanya mana yang akan saya (saat masih awam)  pilih  dari Deposito atau Reksadana ? maka saya akan menjawab reksadana.

Deposito atau Reksadana
Deposito atau Reksadana


Deposito atau Reksadana – PPh Final dalam Deposito

Deposito atau Reksadana  - Rugi adalah kata-kata yang sangat ditakuti karena jika rugi artinya apa yang kita dapatkan dengan susah payah akan menyusut bahkan bisa saja hilang. Namun saya ingin katakan bahwa dalam kehidupan yang kita lakukan hal yang aman juga mampu membuat kita rugi secara tidak sadar dan akhirnya menbamgil suatu alternatif risiko seperti investasi reksadana adalah sebuah cara untuk mengantisipasi kepastian rugi akibat hal aman yang kita rasakan.

Besaran bunga bank adalah keuntungan yang anda dapatkan dari nilai uang yang anda tabung dalam deposito. Rata-rata bunga bank saat artikel ini ditulis adalah 5% sampai dengan 7%. Perlu diketahui dan dipahami bahwa kita akan mendapat bunga atas nilai tabungan yang kita miliki di bank. Nah, dari bunga yang kita dapatkan tersebut belum terkena potongan pajak penghsilan atau PPh. Jadi selama kita menabung di bank berdasarkan data tabungan dan deposito maka kita akan mendapatkan bunga 5% sampai dengan 7% tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan. Setelah dipotong akhirnya bunga yang kita dapatkan akan kurang daripada 5% sampai dengan 7% tersebut.

Atas penghasilan bunga deposito ataupun bunga Setifikat Bank Indonesia (SBI) dikenakan PPh final sebesar 20% dari jumlah bruto (kotor). Jadi misalnya saya mempunyai sejumlah tabungan deposito di Bank A, maka atas bunga yang saya dapatkan dari deposito tersebut harus dipotong PPh Final oleh Bank A yang kemudian disetorkan kepada negara. Ada memang deposito yang tidak dikenakan potongan PPh final namun nilai maksimal dari tabungan adalah Rp 7.500.000,- dan apabila lebih dari itu akan dikenakan PPh final.

Lalu apa yang harus kita sadari dari informasi diatas ? informasi yang harus kita pahami dari informasi diatas adalah dengan bunga 5% sampai dengan 7% yang notabene kecil saja masih harus dipotong dengan pajak. Rendah sekali bukan keuntungan nya ?

Deposito atau Reksadana – Monster itu Bernama Inflasi

Deposito atau Reksadana  - Kemudian selain pertimbangan diatas, ada satu hal lagi yang perlu anda ketahui yaitu terkait inflasi. Inflasi adalah salah satu faktor yang tanpa kita sadari menggerogoti kekayaan yang kita miliki. Inflasi adalah turunya nilai mata uang dari waktu ke waktu. Seperti apakah inflasi itu ? oke mari kita tarik beberapa tahun kebelakang. Pada tahun 2008, saya masih bisa membeli satu porsi nasi tumpang beserta peyek teri nya hanya dengan Rp 2000,- kemudian bandingkan dengan saat ini, berapakah harga nasi tumpang ? sekitar Rp 7.000,- bukan ? itulah yang disebut inflasi.

Rata-rata angka inflasi Republik Indonesia sekitar 5% sampai dengan 10% setiap tahunya dan bunga maksimal yang kita dapatkan adalah 5% sampai dengan 7% sebelum dipotong pajak. Dari inflasi VS bunga yang kita dapatkan setelah pajak, kira-kira apakah yang terjadi ? apabila kita tidak pandai-pandai melihat situasi dan kondisi maka uang kita akan tergerus. Percepatan dari kenaikan harga secara presentasi mengalahkan percepatan kenaikan harga suku bunga akan menggerus kekayaan yang kita miliki jika terus menabung dengan deposito. Dan apabila kita memilih menabung secara konvensional, maka tanpa kita sadari uang kita akan terus menurun.

Deposito atau Reksadana – Reksadana adalah Investasi yang Tepat

Deposito atau Reksadana  - Dari penjelasan diatas itulah alasan saya lebih memilih reksadana daripada deposito. Investasi memberikan peluang jauh lebih baik dibanding dengan menabung dan berdeposito. Namun, dalam investasi terdapat kerugian yang bisa mengurangi dana yang kita investasikan. Oleh karena itu, berinvestasi secara tepat adalah kunci dan saya memilih reksadana sebagai salah satu pilihan investasi saya pada saat masih awam dalam dunia investasi. Dalam reksadana, kita tidak langsung terjun dalam pasar tapi diwakili oleh manajer investasi yang telah profesional dalam bidangnya. 

Kemudian, saat nilai investasi kita turun, saat itu kita tidak serta merta kehilangan uang kita, cukup dibiarkan saja dan tunggu sampai kondisi membaik nanti nilai investasi kita juga akan naik dengan sendirinya seiring dengan kinerja dari produk reksadana yang kita pilih. Itulah mengapa saya memilih reksadana daripadadeposito. Untuk kalian yang masih bimbang antara Deposito atau Reksadana maka saya sarankan membaca artikel yang ada di blog ini secara seksama. Yuk tunggu apalagi ?

0 komentar:

Posting Komentar